Seperti kita ketahui PGPR (Plant Growth Promoting
Rhizobacteria) adalah mikroorganisme yang menguntungkan yang hidup disekitar
perakaran. Jika di daerah perakaran suatu tanaman kekurangan mikroorganisme
menguntungkan maka akan menyebabkan tanaman menjadi terserang berbagai macam
penyakit akar seperti layu dan busuk akar. Selain itu tanaman juga akan
mengalami hambatan dalam pertumbuhannya (kurang subur).
Banyak petani yang berfikiran salah tentang cara
pengendalian penyakit layu pada beberapa jenis tanaman seperti cabe, tomat,
terong dll. Mereka terlalu meyakini dan terlalu mengandalkan pestisida kimia
untuk megendalikan penyakit perakaran. Padahal menurut pengalaman saya belum
ada pestisida kimia yang efektif untuk mengendalikan penyakit layu pada tanaman
cabe, terong maupun tomat, terutama penyakit layu yang disebabkan oleh bakteri.
Kenapa saya mengatakan demikian ? karena saya pernah menggunakan agrept dan
agrimicyn mulai dari perendaman benih, dipesemaian hingga di pertanaman, namun
tanaman cabe dan tomat saya masih terserang oleh layu bakteri. Padahal harga
bakterisida kimia (agrept, agrimicyn dan bactocyn) harganya sangat mahal jika
dibandingkan dengan PGPR.
PGPR sangat diperlukan oleh tanaman karena memiliki
banyak manfaat. Manfaat yang dapat terlihat secara nyata adalah bahwa PGPR
mencegah dan mengendalikan penyakit layu dan dapat memacu pertumbuhan tanaman.
Apa sebenarnya yang dilakukan oleh PGPR ini sehingga mampu mengendalikan
penyakit layu dan menyuburkan tanaman?
- PGPR memproduksi antibiotik untuk melindungi tanaman dengan cara menghambat pertumbuhan penyakit perakaran
- PGPR menjadi pesaing patogen penyebab penyakit dalam mendapatkan makanan disekitar perakaran sehingga pertumbuhan patogen merugikan menjadi berkurang.
- PGPR merangsang pembentukan hormon atau ZPT Auksin, Sitokinin dan Giberellin sehingga tanaman terlihat lebih subur
- PGPR menghambat produksi etylen (zat yang menyebabkan tanaman cepat tua dan mati)
- PGPR meningkatkan penyerapan dan pemanfaatan unsur N oleh tanaman
- PGPR meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap unsur Fe
- PGPR meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap unsur S
- PGPR meningkatkan ketersediaan unsur P
- PGPR meningkatkan ketersediaan unsur Mn
Adapun cara
aplikasi PGPR adalah sebagai berikut:
- PGPR Untuk perlakuan benih. Benih yang dibeli dari toko dan diduga mengandung pestisida cuci dulu sampai bersih hingga 3 – 4 kali. Rendam benih dalam larutan PGPR dengan konsentrasi 10 ml per liter air selama 10 menit hingga 8 jam tergantung jenis benihnya. Kemudian kering anginkan di tempat yang teduh sebelum dilakukan penanaman.
- PGPR Untuk perlakuan bibit. Jika untuk perlakuan bibit dan stek atau biakan vegetatif lain tinggal direndam beberapa saat saja lalu langsung ditanam. Konsentrasi yang diperlukan adalah 10 ml per liter air.
- PGPR Untuk perlakuan pada tanaman. Buat PGPR dengan konsentrasi 5 ml per liter air. Untuk aplikasi pada tanaman semusim (cabe, terong, timun dll) siramkan 1 – 2 gelas aqua larutan tadi ke daerah perakaran. Jika untuk tanaman tahunan jumlah larutan yang digunakan dapat diperkirakan sendiri sesuai dengan umur dan jenis tanaman, sebagai ukuran adalah siram daerah perakaran sampai basah.
Lama waktu
peredaman benih atau bibit dengan PGPR
NO
|
BENIH ATAU BIBIT
|
WAKTU PERENDAMAN
|
1
|
Padi,
cabai, terong dan kangkung
|
2 – 8 jam
|
2
|
Stek
tanaman berkayu dan bahan biakan dengan rhizoma (pisang, aglaonema dan
sebagainya)
|
2 – 8 jam
|
3
|
Kacang-kacangan
(kacang panjang, kedelai, buncis, kacang tanah dan sebagainya)
|
5 – 15 menit
|
4
|
Timun-timunan
(mentimun, semangka, melon dan sebagainya)
|
5 menit
|
5
|
Jagung dan
tomat
|
15 – 30 menit
|
6
|
Bayam dan
kubis-kubisan (pak choi, caisin, kubis dan sawi putih)
|
5 menit
|
Perlakuan
PGPR pada berbagai tanaman
NO
|
JENIS TANAMAN
|
PERLAKUAN AWAL
|
PERLAKUAN SUSULAN
|
1
|
Benih yang
disemaikan dan memiliki umur produktif kurang lebih 30 hari (bayam, caisin
dan sebagainya)
|
Perlakuan
benih
|
1 minggu
setelah tanam dan 2 minggu setelah tanam
|
2
|
Benih
tanam langsung dengan umur tanaman kurang lebih 60 hari (Jagung manis)
|
Perlakuan
benih
|
3 minggu
setelah tanam dan 5 minggu setelah tanam
|
3
|
Benih
disemaikan dengan usia tanam 3 – 4 bulan (padi, cabe, terung, melon dan
sebagainya)
|
Perlakuan
benih
|
1 minggu
sebelum pindah tanam, 3 atau 5 minggu setelah tanam
|
4
|
Benih
tanam langsung dengan umur tanaman kurang lebih 3 bulan ( jagung, kacang
panjang, kedelai, mentimun dan sebagainya
|
Perlakuan
benih
|
3
minggu setelah tanam, 7 atau 9 minggu setelah tanam
|
5
|
Tanaman
berumur kurang lebih 12 bulan (pisang)
|
Perlakuan
benih atau bibit
|
Perlakuan
dilakukan sebulan sekali sejak ditanam hingga tanaman berumur 1 bulan sebelum
panen
|
6
|
Tanaman
disemaikan dengan umur kurang lebih 3 tahun (pepaya)
|
Perlakuan
benih
|
1 minggu
sebelum pindah tanam dan penyiraman satu bulan sekali setelah pindah
tanam.
|
7
|
Tanaman
tahunan
|
Perlakuan
benih atau bibit
|
Penyiraman
1 bulan
|
No comments:
Post a Comment