Penggunaan
fungisida golongan azol mulai memasuki
tanaman padi untuk mengendalikan berbagai penyakit pada tanaman padi (hawar
pelepah helmintosporium, bercak daun cercospora dan bercak daun alternaria).
Sejak itulah fungisida golongan azol yang tadinya diperuntukkan hanya untuk
tanaman hortikultura akhirnya petani secara umum menggunakannya untuk
mengendalikan penyakit pada tanaman padi.
Sebenarnya fenomena penggunaan fungisida azol pada tanaman padi oleh petani bukan didasari oleh keinginan mengendalikan penyakit di pertanaman padi mereka. Para petani tertarik menggunakan fungisida ini karena efek samping yang ditimbulkan oleh fungisida azol ini. Biasanya setelah aplikasi fungisida azol dua kali yaitu saat tanaman padi berumur kurang lebih 45 hst dan 65 hst tanaman padi akan terlihat menguning (daun, pelepah, daun bendera dan bulir padinya). Hal inilah yang menjadi daya tarik oleh petani sehingga mereka menyebut fungisida ini sebagai booster padi.Semenjak animo petani terbentuk untuk menggunakan fungisida azol pada tanaman padi maka berbondong-bondong perusahaan pestisida lain mengikuti membuat fungisida golongan Azol.
Dari semua perusahaan tersebut semua mengunggulkan produknya masing-masing. Mereka mengeklaim kalo produknyalah yang paling mampu meningkatkan produksi paling tinggi untuk tanaman padi mereka.
Sebenarnya fenomena penggunaan fungisida azol pada tanaman padi oleh petani bukan didasari oleh keinginan mengendalikan penyakit di pertanaman padi mereka. Para petani tertarik menggunakan fungisida ini karena efek samping yang ditimbulkan oleh fungisida azol ini. Biasanya setelah aplikasi fungisida azol dua kali yaitu saat tanaman padi berumur kurang lebih 45 hst dan 65 hst tanaman padi akan terlihat menguning (daun, pelepah, daun bendera dan bulir padinya). Hal inilah yang menjadi daya tarik oleh petani sehingga mereka menyebut fungisida ini sebagai booster padi.Semenjak animo petani terbentuk untuk menggunakan fungisida azol pada tanaman padi maka berbondong-bondong perusahaan pestisida lain mengikuti membuat fungisida golongan Azol.
Dari semua perusahaan tersebut semua mengunggulkan produknya masing-masing. Mereka mengeklaim kalo produknyalah yang paling mampu meningkatkan produksi paling tinggi untuk tanaman padi mereka.
Kali ini
yang akan saya bahas adalah bukan sejarah perkembangan fungisida azol melainkan
efek samping fungisida tersebut pada pertumbuhan tanaman. Fungsi utama
penggunaan fungisida azol pada tanaman adalah untuk mengendalikan penyakit pada
tanaman tersebut. Namun tidak dapat dipungkiri dari beberapa kali pengamatan
lapangan hasil demplot beberapa produk fungisida azol tersebut ada semacam efek
samping yang ditimbulkan pada pertumbuhannya. Yaitu bahwa fungisida golongan
azol ini mempunyai kemampuan menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman dan akan
mempercepat proses pertumbuhan generatif. Kesimpulan ini bisa saya ambil dari
beberapa fenomena lapangan:
- Ketika Fungisida azol ini kita aplikasikan pada tanaman padi, padi akan mengeras batangnya, daun menguning termasuk daun bendera dan bulir juga cepat menguning
- Ketika kita aplikasikan pada tanaman semangka muda (umur kurang lebih 1 minggu) tanaman akan berhenti tumbuh, daun kaku bahkan daun pucuk mengering.
- Jika kita aplikasikan pada tanaman kacang panjang atau mentimun saat awal pembungaan keluarnya bunga tanaman ini juga akan terpacu dan lebih serempak.
Karena fungisida ini mempunyai efek
samping penghambatan fase pertumbuhan vegetatif tanaman dan merangsang
pertumbuhan generatif tanaman maka sangat disarankan supaya tidak sembarangan
mengaplikasi fungisida azol ini. Disarankan dalam mengaplikasikan fungisida
azol ini sebaiknya menunggu saat tanaman memasuki pertumbuhan generatif (mulai
berbunga).
Maksud dan
tujuan penulisan artikel ini bukan lain hanyalah supaya petani lebih hati-hati
dan lebih bijaksana dalam penggunaan fungisida golongan azol pada tanaman
mereka.
No comments:
Post a Comment